Isma’il dan Wanita Penyabar



Tulisan ini Saya diambil dari buku berjudul “Membangun surga dalam rumah tangga”.Semoga kita semua dapat meneladani dan mengambil hikmah dari cerita di bawah ini.

Isma’il merupakan nama seorang mentri di zaman kalifah Ma’mun. Ketika sedang berburu Isma’il terpisah dari rombongannya. Dari kejauhan dia melihat sebuah kemah dan Isma’il pun mendatanginya. Dia melihat seorang wanita muda dan cantik sedang duduk di dalam kemah. Isma’il duduk di sisi kemah sedang wanita itu duduk di sisi lainnya. “tolong beri saya sedikit air” ujar Isma’il.

Paras wanita itu terlihat memucat dan dia berkata bahwa dia tidak memiliki ijin dari suaminya. Kemudian dia berkata. Saya memiliki sedikit susu dan sepotong roti untuk makan siang saya, tetapi siang ini saya tidak makan, dan saya akan memberikannya padamu. Dia pun memberikan jatah makan siangnya kepada Isma’il dan Isma’il pun menyantapnya. Kira kira 1 jam kemudian Isma’il menangkap kegelisahan wanita itu. Dia berdiri lalu duduk kembali. Dan Isma’iI pun melihat dari kejauhan seekor unta yang di kendarai oleh seseorang datang mendekat. Ternyata itu adalah suami si wanita tersebut yang tidak memberi ijin untuk memberikan air. Seorang laki laki tua dan buruk rupa.

 

Isma’il heran inikah suami dari wanita berparas cantik ini? Isma’il melihat kakek tua itu turun dari untanya dan istrinya membawakan air dan mencucikan kaki, tangan dan wajah kakek tua itu.Dan dengan penuh penghormatan dia mempersilahkan suaminya masuk ke dalam kemah dan dengan hormat duduk di hadapannya.


 

Isma’il menilai laki laki tua itu adalah orang yang buruk akhlaknya , sedang istriya adalah wanita yang berakhlak baik. Tanpa memerlukan pertimbangan lagi, Isma’il sudah dapat memberikan penilaian terhadap keduanya. Setelah matahari mulai meninggi Isma’il berniat pergi. Ketika dia pamit lelaki tua itu hanya menanggapinya sekedar saja. Sedangkan istrinya demi menghormati Isma’il keluar kemahdan dan mengucapkan selamat tinggal. Ketika di luar kemah Isma’il berkata;” Saya tidak mengerti nyonya, dengan segala keremajaan, kesempurnaan dan kecantikan yang anda miliki, anda bersedia melayani lelaki tua itu?” Isma’il melihat wanita itu berubah parasnya dan berkata. “Saya tidak suka anda berbicara mengenai suami saya dan mencampuri urusan kami. Saya mendengar satu riwayat dari Rasul SAW dan saya berharap dapat mengamalkannya. Dunia bagaimanapun tidak sama dengan akhirat. Kita pada malam pertama menemui kubur, menemui barzah, menemui neraka, menemui surga semuanya tidak terbatas dan sebanding dengan dunia yang baik buruknya hanya sekejap mata. Saya ingin mengamalkan semua ini sehingga menghantarkan saya ke surga Allah Swt. Saya juga mendengar Rasul SAW bersabda bahwa: ”Iman itu ada dalam dua sayap yaitu sabar dan syukur.” Satu sayap adalah sabar terhadap segala musibah yang menimpa dan sayap lain syukur terhadap segala nikmat. Setiap muslim harus bersabar di hadapan musibah dan bersyukur di hadapan nikmat. Saya dengan segala keburukan rupa dan akhlak suami saya ingin bersabar agar dapat meraih kesempurnaan. Dan ingin bersyukur atas segala kemudaan dan kecantikan ini agar dapat mencapai kesempurnaan iman. Berikut ini adalah doa agar selalu mensyukuri nikmat yang kita dapatkan.

Allahummaj’alni syakuuraa wajalni shabuuraa waj’alnii fii ‘ainii shaghiiraa wa fii a’yunin naasi kabiiraa


“Ya Allah jadikanlah aku orang yang selalu bersyukur kepadaMu, jadikan aku orang yang selalu bersabar, jadikanlah aku orang yang kecil dalam pandanganku tapi seseorang yang besar dalam pandangan orang lain.”


Allah dalam Al Qur’an telah menjanjikan pahala yang luar biasa bagi siapapun yang mampu bersabar:
“Sesungguhnya hanya orang orang yang bersabarlah yang di cukupkan pahala mereka tanpa batas” (Az Zumar: 10)

Seorang wanita yang bersabar atas kesulitan hidupnya; istri yang sabar atas keburukan akhlak suaminya atau sebaliknya dan tidak gusar atau resah dengan kesulitan hidup rumah tangganya, bahkan kemudian menjadikan musibah sebagai wahana pendidikan diri insyaallah akan memasuki pintu surga.

Para istri yang sanggup bertahan pada seluruh keburukan suaminya dan tidak mengutarakanya pada siapapun termasuk kepada orangtuanya, dan sambil berdoa:
“Ya Allah sesungguhnya aku bersabar karena Engkau, Engakaulah yang memerintahkan aku untuk bersabar. Maafkanlah aku dan suamiku. Ya Allah berilah hidayah kepada kami berdua dan masukkan kami ke dalam surgaMu yang tertinggi.”

Amin..amin semoga kita semua di golongkan untuk memiliki maqam sabar seperti itu. Sesulit apapun kehidupan yang kita jalani......Amin

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar