MeReNuNgI sAnG TuLaNg RuSuK YaNg PeRnAh HiLaNg



Kita awali dengan ungkapan mulia Baginda Rasulullah Saw. kepada Abu Hurairah r.a., dimana sebagian penggalannya beliau mengatakan, “… Hendaklah kalian memberikan nasihat kepada perempuan dengan penuh kebaikan, karena sesungguhnya mereka dicipta dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok itu ialah yang paling atas. Jika engkau ingin meluruskannya (sekaligus) niscaya engkau mematahkannya, tapi jika engkau biarkan, niscaya ia tetap bengkok. Hendaklah kalian berikan nasihat kepada perempuan dengan sebaik-baiknya….” (HR Muttafak ‘alaih dengan lafadz dari Bukhari)
Ada hal menarik ketika kita mulai masuk kedalam sebuah upaya memaknai konsep tulang rusuk yang Nabi Mulia sebutkan, dan bagaimana Beliau menuntun terutama bagi kaum laki-laki untuk memperlakukan kaum perempuan dengan sebaik-baik perlakuan..
Mari kita awali dengan melontarkan beberapa pertanyaan pencarian makna; Mengapa Allah menciptakan Hawa dari bagian tubuh Adam? Bukankah Allah Maha Berkuasa untuk menciptakan manusia dari bahan tanah yang lain dari manapun juga, tanpa harus mengambil dari bagian tubuh wujud manusia pertamanya? Mengapa harus dari bagian tubuh Adam? Mengapa juga bagian tulang rusuk yang menjadi kehendak Allah Yang Maha Kreatif, yang menjadi simbol penciptaan Hawa sebagai pasangan sejati bagi Adam a.s.? Mengapa tidak bagian tubuh yang lain?

Di sanalah, nurani kita sebenarnya memiliki kemampuan untuk bisa mengambil hikmah agung dibalik rahasia penciptaan ini. Tidak semata-mata skenario itu dibuat melainkan Allah memiliki kehendak. Dan kehendak yang mampu dijangkau hari ini adalah sebuah pemaknaan bahwa setiap perempuan mana pun yang tercipta sejak zaman Hawa hadir di muka bumi hingga kelak di akhir zaman tetap memiliki sebuah makna filosofi khusus dimana mereka berasal dari sumber yang satu…. Firman Allah ayat permulaan Surat An-Nisaa di atas telah menyebutkannya.
Dari jiwa yang satu, itulah kesatuan jiwa, kesatuan diri, diri manusia yang menyatu di dalam aspek ruhnya, aspek jiwanya dan aspek jasadnya. Itulah kesatuan wujud dalam diri sang manusia! Lalu dari wujud yang satu itulah Allah pun mengambil sebagiannya sebagai sebuah simbol akan keterikatan kuat antara seorang laki-laki dan pasangannya sebagai wujud perempuan. Sebuah simbol dimana diri perempuan berasal dari sebagian diri laki-laki. Dari tulang rusuk sang Adam itulah Allah menciptakan padanannya, menciptakan kloning-nya, dan yang membedakan antara Adam dan Hawa hanya sebagian kecil saja dari bentuk tubuh yang seluruhnya memiliki kemiripan.
Apakah lantas kemudian kita juga harus meyakini bahwa diri kita dan pasangan kita hari ini berasal dari sumber yang satu? Padahal secara ilmiah kita lebih meyakini bahwa jika kita sebagai laki-laki memiliki seorang ibu yang melahirkannya dan tidak lantas secara biologis seorang perempuan mengambil tulang rusuk kita untuk dijadikan pasangannya.. Diakui, tidak mudah bagi kita hari ini untuk bisa meyakini kebenaran hadis tulang rusuk dan konsepnya, sebagaimana sulitnya juga bagi kita untuk memahami firman-Nya QS 50:16 bagaimana Allah lebih dekat dari urat leher kita….
Masih banyak misteri kehidupan yang memang masih sulit buat kita memaknainya, tapi alangkah indahnya kehidupan kita juga apabila kita kemudian menjadikan semua misteri ini sebagai bentuk kepingan puzzle teka-teki yang penting dan sangat berharga untuk kita pecahkan, kita susun hingga membentuk gabungan puzzle yang bermakna, yang juga membuat kita bisa membaca peta besar yang tengah Allah gulir dalam kehidupan kita semua.
Mari kita kembali ke upaya pemaknaan misteri tulang rusuk… Mengapa Nabi suci dalam ungkapan tambahannya menjelaskan bahwa tulang yang paling bengkok adalah yang paling atas? Hubungannya dengan hal menarik lainnya ketika kita melihat struktur biologis dari tulang rusuk manusia, akan kita temukan bahwa ada bagian dari tulang rusuk bawah yang tampak hilang”, yang kemudian para ahli menyebutnya sebagai tulang melayang…
Tampak seolah-olah bagian bawah tulang rusuk itulah yang Allah ambil dari tubuh Adam a.s. lalu menciptakan Hawa dari bahan itu… Mengapa Nabi mengungkapkan kalimat tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas? Itu artinya makin ke bawah akan makin kita temukan kebengkokannya semakin berkurang… artinya sebagai hasil pemaknaan awal saya adalah, Allah ambil dari bahan tulang rusuk Adam yang paling sedikit kebengkokannya, sebagai bentuk ke Maha Tahuan Allah atas kelemahan kaum lelaki yang tentu akan sangat sulit apabila diamanahi untuk meluruskan bagian yang paling bengkoknya.. karena itu dipilihkan bagian terbawah, yang kebengkokannya paling sedikit agar upaya meluruskannya pun jauh lebih mudah..
Akan tetapi walaupun diambil pada bagian yang paling mudah diluruskan, tentu bukan berarti dengan ringannya kita harus meluruskannya secara sekaligus, karena hal ini akan membuatnya patah… Karena itulah betapa indahnya kata-kata Rasulullah yang menyebutkan agar kaum lelaki memperlaku-kan kaum perempuan dengan sebaik-baiknya…
Jika diluruskan sekaligus pasti akan mematahkannya namun apabila dia dibiarkan dalam keadaan bengkok maka mereka akan tetap dalam kebengkokannya…
Bahkan disebutkan dalam riwayat lain, dengan lafadz dari Muslim, “Kalau engkau ingin bersenang-senang dengannya, niscaya engkau dapat bersenang-senang, akan tetapi sifat bengkok itu tetap ada padanya; kalau engkau tetap ingin meluruskannya, niscaya engkau mematahkannya, dan arti patah itu ialah mentalaqnya..”
Bahkan Allah menyatakan lewat Nabi sucinya, walaupun dalam keadaan bengkok yang dibiarkan, sebenarnya para lelaki pun dapat tetap mensyukurinya dan memperoleh kebahagiaan dengan mereka.
Inilah bentuk kemudahan yang telah Allah anugerahkan kepada kaum laki-laki sebagai pihak yang diberi amanah untuk meluruskan apa yang bengkok dari diri perempuan.
Lantas apa hubungannya hadis tulang rusuk di atas dengan hadis lain dimana Rasulullah mengungkapkan sebuah kalimat doa nan indah kepada putrid dan menantu tercintanya, Fathimah dan Ali bin Abi Thalib pada hari pernikahan mereka? Saat itu Nabi Mulia mengungkapkan kalimat,
“Semoga Allah SWT menghimpunkan yang terserak dari keduanya, memberkati mereka berdua dan semoga Allah SWT meningkatkan kualitas keturunan mereka, menjadikannya pembuka pintu-pintu rahmat, sumber ilmu dan hikmah serta pemberi rasa damai bagi ummah”
Tampak keterhubungan jelas antara hadis tulang rusuk dengan hadis Ali Fathimah ini… Hawa sebagai perempuan yang dicipta dari tulang rusuk Adam, dan Adam ketika melakukan dosa pertama karena memakan buah khuldi, berakibat diturunkannya mereka dari kenikmatan surga menuju bumi yang penuh dengan ujian dan cobaan, penuh dengan kesulitan dan kepayahan, penuh dengan penderitaan dan ketidakberdayaan, apalagi tatkala diturunkan pun Allah telah pisahkan Adam dari Hawa sebagai pasangan sejatinya…
Sebagaimana telah saya uraikan panjang lebar pada bab pertama di atas, laiknya bagian jiwa, tentu keterpisahan ini mengakibatkan sebuah kerinduan akan kembalinya bagian dari hidupnya itu… maka tatkala Adam bertaubat dan menyesali kesalahan-kesalahannya, Allah kemudian mempersatukan kembali dengan Hawa di sebuah tempat yang dinamai dengan padang ‘Arafah, sebuah padang “pengenalan”, mengenali kembali bagian jiwanya, menemukan kembali apa yang menjadi kerinduannya selama ini…. Seiring dengan kembalinya dan terhimpunnya kembali setelah sebelumnya terserak, terpisah oleh jarak yang sangat jauh di bumi luas ini.
Demikian pula ketika symbol keterpisahan Adam Hawa ini kita tarik ke dalam diri kita. Pada dasarnya kita semua terutama kaum lelaki senantiasa merindukan hadirnya pasangan jiwanya yang dulu dikenalnya serta kembalinya pasangan sejatinya itu ke dalam dirinya, asalkan dalam diri sang lelaki itu telah hadir sebuah rasa penyesalan dan pertaubatan kembalinya kepada Allah, dan jalan kebenaran-Nya…
Maka sebagaimana sunatullah berjalan, dan sejarah hidup Adam Hawa pun berulang ke dalam diri keturunan mereka, demikian pula, rasa rindu menemukan pasangan sejati bagi dirinya, yang memiliki keselarasan diri, membahagiakan diri dan ia juga ingin membalas kebahagiaannya… akan menghampirinya, namun hal ini berlaku hanya bagi mereka yang memiliki kesadaran bertaubat kepada Allah pula.. tidak pada seluruh umat manusia!
Hanya bagi mereka yang telah menempuh jalan penyesalan atas kehidupan masa lalu penuh dosa lah yang kemudian Allah anugerahkan sebuah kekuatan dorongan dari jiwanya -yang telah tersucikan karena pertaubatannya itu- untuk berupaya mencari bagian dirinya yang telah hilang, mencari yang terserak terpisahkan oleh keterserakan manusia itu sendiri di muka bumi ini..
Lagi-lagi saya tegaskan bahwa penjabaran ini akan tampak agak sulit bagi logika kita dalam mencerna konsep keterserakan ini, namun sang jiwa yang telah tersucikan tidak akan pernah membohongi fitrah dirinya yang selalu merindukan bagiannya itu…
Dan lebih luas dari itu, bagaikan sebuah puzzle yang tadinya terpisah sehingga sulit pula bagi kita membaca isi puzzle itu, maka tatkala setiap jiwa menemukan kembali pecahan puzzle lainnya, niscaya akan tampak pula sebuah gambaran diri yang utuh. Akan tampak dari kesatuan puzzle itu, siapa diri kita sebenarnya, apa yang menjadi amanah kita selama berada di muka bumi ini, dan apa pula yang menjadi khazanah atau harta simpanan dalam diri, itulah makna lain yang terkandung dibalik kata-kata Nabi Saw, “semoga Allah menghimpunkan kembali apa yang terserak…”
Saya sangat meyakini sekali, apabila seseorang dipertemukan kembali oleh Allah dengan pasangan sejatinya, maka akan keluar dari kesatuan rumah tangganya itu sekian banyak khazanah diri, kemampuan diri, amanah diri, perbendaharaan diri yang tentunya aspek kemaslahatannya pun terasakan oleh orang-orang di sekitarnya… Mereka berdua yang menyatu dalam jiwa yang satu akan memberikan sebuah kebaikan demi kebaikan bagi dirinya sendiri dan orang lain di sekitarnya…!

(share dari blog sahabat)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS