"Inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi robbil 'aalamiin"
Aku Ingin Segera Menikah Demi Menjaga Kesucian Diri
Setiap insan pasti ingin melengkapi hidupnya dengan menikah bersama orang yang dicintai, sungguh aneh jika ada orang yang tak ingin menikah. Namun sering kali banyak rintangan yang harus dihadapi ketika hendak menikah. Itu adalah ujian dari Allah.
Mencintai Dalam Diam dan Kesedarhanaan
Cintailah ia dalam diam, dari kejauhan, dengan kesederhanaan dan keikhlasan…
Ketika cinta kini hadir tidaklah untuk Yang Maha Mengetahui saat secercah rasa tidak lagi tercipta untuk Yang Maha Pencipta izinkanlah hati bertanya untuk siapa ia muncul dengan tiba-tiba…mungkinkah dengan ridha-Nya atau hanya mengundang murka-Nya…
Jika benar cinta itu karena Allah maka biarkanlah ia mengalir mengikuti aliran Allah karena hakikatnya ia berhulu dari Allahmaka ia pun berhilir hanya kepada Allah..
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS. Adz Dzariyat:49)
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, danorang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelakidan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akanmemampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas(pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. ” (QS. An Nuur: 32)
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmuisteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasatenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tandabagi kaum yang berfikir. ” (QS. Ar-Ruum:21)
Tapi jika memang kelemahan masih nyata dipelupuk mata maka bersabarlah… berdo’alah… berpuasalah…
” Wahai kaum pemuda,siapa saja diantara kamu yang sudah sanggup untukmenikah,maka menikahlah,sesungguhnya menikah itu memelihara mata,danmemelihara kemaluan,maka bila diantara kamu belum sanggup untukmenikah,berpuasalah,karena ssungguhnya puasa tersebut sebagaipenahannya ” (Hadist)
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatuperbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. ” (QS. Al Israa’ :32)
Cukup cintai ia dalam diam…
bukan karena membenci hadirnya…tapi menjaga kesuciannya bukan karena menghindari dunia…tapi meraih surga-Nya bukan karena lemah untuk menghadapinya…tapi menguatkan jiwa dari godaan syaitan yang begitu halus dan menyelusup..
Cukup cintai ia dari kejauhan…
karena hadirmu tiada kan mampu menjauhkannya dari cobaankarena hadirmu hanya akan menggoyahkan iman dan ketenangankarena hadirmu mungkin saja ‘kan membawa kenelangsaan hati-hati yang terjaga…
Cukup cintai ia dengan kesederhanaan…
memupuknya hanya akan menambah penderitaan menumbuhkan harapan hanya akan mengundang kekecewaanmengharapkan balasan hanya akan membumbui kebahagiaan para syaitan…
Maka cintailah ia dengan keikhlasan
karena tentu kisah fatimah dan ali bin abi thalib diingini oleh hati…tapi sanggupkah jika semua berakhir seperti sejarah cinta Salman Al Farisi…?
“ Boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. ” (QS. Al-Baqarah:216)
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, danlaki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), danwanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-lakiyang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yangdituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduhitu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)” (QS.An Nuur:26)
Cukup cintai ia dalam diam dari kejauhan dengan kesederhanaan dan keikhlasan…
karena tiada yang tahu rencana ALLAH…mungkin saja rasa ini ujian yang akan melapuk atau membeku dengan perlahan karena hati ini begitu mudah untuk dibolak-balikan…serahkankan rasa yang tiada sanggup dijadikan halal itu pada Yang Memberi dan Memilikinya biarkan ia yang mengatur semuanya hingga keindahan itu datang pada waktunya…
“Barangsiapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga.” (Umar bin Khattab radiyallahu anhu)
.:In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful:.
Bismillahirrahmanirrahim..
Segala puji bagi Allah, Tuhan semester alam. Dialah yang wujud, kekal, Maha Besar, Maha Mengetahui, Maha Pengampun & Penyayang, Maha Pemurah dan Maha Berkuasa ke atas setiap hamba-Nya. Selawat dan salam buat junjungan besar, Nabi Muhammad SAW. Nabi yang telah membawa seluruh umat ke jalan keredhaan dan keselamatan. Dia juga merupakan sebaik-baik manusia yang diutuskan Allah SWT di atas muka bumi ini sebagai ikutan seluruh umat dan membawa rahmat dan keberkatan kepada seluruh manusia.
Assalamualaikum buat sahabat-sahabatku yang mengikuti perkembangan blog ini. Sesungguhnya sesuatu yang baik itu datang dari Allah dan yang buruk itu datang dari ana. Ingin ana berkongsi tentang seorang wanita teladan. Solehah dan merupakan bidadari syurga iaitu Aisyah Ummul mukminin. Beliau merupakan isteri kesayangan Rasulullah SAW. Sungguh ana benar-benar mengagumi beliau, ahklaknya, sikapnya, sifatnya yang cerdas malahan telah dikurniakan Allah dengan rupa yang menarik, beliau di gelar sebagai Aisyah Humaira oleh Rasulullah kerana pipinya yang kemerah-merahan.
Satu sifat Siti Aisyah ini yang membuatkan ana sentiasa tersenyum apabila membacanya iaitu ‘cemburu’ kepada isteri-isteri Rasulullah yang lain. Masakan tidak memang setiap wanita itu di kurniakan sifat cemburu hanya terpulang kepada individu itu untuk mengawalnya dan Siti Aisyah mampu mengawal sifat cemburunya itu setiap apa yang beliau lakukan mesti ada had dan batasannya oleh kerana itu lah beliau menjadi isteri kesayangan Nabi.
Sungguh ana rasa andai nanti ana menjadi isteri ana juga akan punya sifat cemburu berlebihan dan ana akan pasti ianya akan sentiasa di kawal bagi mengelakkan ianya menjadi parah. Sungguh keredhaan Allah itu datang dari redha suaminya. Sungguh hak suami terhadap isteri itu sungguh besar. Banyak yang ana ketahui dengan amalan membaca ini. Dari sesuatu yang ana pernah mengetahuinya sehinggalah dari sesuatu yang ana lansung tidak pernah mengetahuinya.
Sungguh sahabatku tidak akan habis ilmu Allah itu untuk kita pelajari. Doa ana semoga ana tidak pernah kenal erti jemu mempelajari ilmu Allah dan taat padanya. Semoga Allah melimpahkan hidayah dan petunjuk-Nya kepada kita semua. Sama-samalah kita kembali dan mengisafi diri kepadaNya. Indahnya nama Aisyah itu, insyallah andai di izinkanNya, anak perempuan pertama ana, ana akan namakannya sebagai Aisyah. Sesungguhnya ana bukanlah seorang yang pandai oleh sebab itu ana ingin belajar lagi dan maafkanlah ana sekiranya adalah salah dan silap terdapat disini. Hayatilah kisah ini..
Siti Aisyah Binti Abu Bakar
Dia adalah gurunya kaum laki-laki, seorang wanita yang suka kebenaran, putri dari seorang laki-laki yang suka kebenaran, yaitu Khalifah Abu Bakar dari suku Quraisy At-Taimiyyah di Makkah, ibunda kaum mukmin, istri pemimpin seluruh manusia, istri Nabi yang paling dicintai, sekaligus putri dari laki-laki yang paling dicintai Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam.
Ini terdapat dalam Shahih Bukhari dan Muslim, bahwa ‘Amr bin ‘Ash Rodhiallahu ‘anhu pernah bertanya kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam: “Siapakah orang yang paling engkau cintai, wahai Rasulullah?" Rasul menjawab: '''Aisyah.'' 'Amr bertanya lagi: "Kalau laki-laki?" Rasul menjawab: "Ayahnya.
Selain itu Aisyah adalah wanita yang dibersihkan namanya langsung dari atas langit ketujuh. Dia juga adalah wanita yang telah membuktikan kepada dunia sejak 14 abad yang lalu bahwa seorang wanita memungkinkan untuk lebih pandai daripada kaum laki-laki dalam bidang politik atau strategi perang.
Wanita ini bukan lulusan perguruan tinggi dan juga tidak pernah belajar dari para orientalis dan dunia Barat. Ia adalah murid dan alumni madrasah kenabian dan madrasah iman. Sejak kecil ia sudah diasuh oleh seorang yang paling utama, yaitu ayahnya, Abu Bakar. Ketika menginjak dewasa ia diasuh oleh seorang nabi dan guru umat manusia, yaitu suaminya sendiri. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam. Dengan demikian, terkumpullah dalam dirinya ilmu, keutamaan, dan keterangan-keterangan yang menjadi referensi manusia sampai saat ini. Teks hadits-hadits yang diriwayatkannya selalu menjadi bahan kajian di fakultas-fakultas sastra, sebagai kalimat yang begitu tinggi nilai sastranya. Ucapan dan fatwanya selalu menjadi bahan kajian di fakultas-fakultas agama, sedang tindakan-tindakannya menjadi materi penting bagi setiap pengajar mata pelajaran/mata kuliah sejarah bangsa Arab dan Islam.
Pernikahan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam dengannya merupakan perintah langsung dari Allah 'Azza wa jalla setelah wafatnya Khadijah. Bukhari dan Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya, dari 'Aisyah Rodhiallahu ‘anha, dia berkata: "Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda: 'Aku pernah melihat engkau dalam mimpiku tiga hari berturut-turut (sebelum aku menikahimu). Ada malaikat yang datang kepadaku dengan membawa gambarmu yang ditutup dengan secarik kain sutera. Malaikat itu berkata: 'Ini adalah istrimu'. Aku pun lalu membuka kain yang menutupi wajahmu. Ketika ternyata wanita tersebut adalah engkau ('Aisyah), aku lalu berkata: 'Jika mimpi ini benar dari Allah, kelak pasti akan menjadi kenyataan.''’
Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam menikahi 'Aisyah dan Saudah pada waktu yang bersamaan. Hanya saja pada saat itu Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam tidak langsung hidup serumah dengan 'Aisyah. Setelah kurang lebih tiga tahun hidup serumah dengan Saudah, tepatnya pada bulan Syawal setelah perang Badar, barulah beliau hidup serumah dengan 'Aisyah. 'Aisyah menempati salah satu kamar yang terletak di komplek Masjid Nabawi. yang terbuat dari batu bata dan beratapkan pelepah kurma. Alas tidurnya hanyalah kulit hewan yang diisi rumput kering; alas duduknya berupa tikar; sedang tirai kamarnya terbuat dari bulu hewan. Di rumah yang sederhana itulah 'Aisyah memulai kehidupan sebagai istri yang kelak akan menjadi perbincangan dalam sejarah.
Pernikahan bagi seorang wanita adalah sesuatu yang utama dan penting. Setelah menikah, seorang wanita akan menjadi istri dan selanjutnya akan menjadi seorang ibu. Kekayaan dunia sebanyak apa pun, kemuliaan setinggi awan, kepandaian yang tak tertandingi, dan jabatan yang begitu tinggi, sekali-kali tidak akan ada artinya bagi seorang wanita jika tidak menikah dan tidak mempunyai suami, sebab tidaklah mungkin bahagia seseorang yang berpaling dari fitrahnya.
Dalam kehidupan berumah tangga, 'Aisyah merupakan guru bagi setiap wanita di dunia sepanjang masa. Ia adalah sebaik-baik istri dalam bersikap ramah kepada suami, menghibur hatinya, dan menghilangkan derita suami yang berasal dari luar rumah, baik yang disebabkan karena pahitnya kehidupan maupun karena rintangan dan hambatan yarig ditemui ketika menjalankan tugas agama.
'Aisyah adalah seorang istri yang paling berjiwa mulia, dermawan, dan sabar dalam mengarungi kehidupan bersama Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam yang serba kekurangan, hingga pernah dalam jangka waktu yang lama di dapurnya tidak terlihat adanya api untuk pemanggangan roti atau keperluan masak lainnya. Selama itu mereka hanya makan kurma dan minum air putih.
Ketika kaum muslim telah menguasai berbagai pelosok negeri dan kekayaan datang melimpah, 'Aisyah pernah diberi wang seratus ribu dirham. wang itu langsung ia bagikan kepada orang-orang hingga tak tersisa sekeping pun di tangannya, padahal pada waktu itu di rumahnya tidak ada apa-apa dan saat itu ia sedang berpuasa. Salah seorang pelayannya berkata: "Alangkah baiknya kalau engkau membeli sekerat daging meskipun satu dirham saja untuk berbuka puasa!" Ia menjawab: "Seandainya engkau katakan hal itu dari tadi, niscaya aku melakukannya.
Dia adalah wanita yang tidak disengsarakan oleh kemiskinan dan tidak dilalaikan oleh kekayaan. Ia selalu menjaga kemuliaan dirinya, sehingga dunia dalam pandangannya adalah rendah nilainya. Datang dan perginya dunia tidaklah dihiraukannya.
Dia adalah sebaik-baik istri yang amat memperhatikan dan memanfaatkan pertemuan langsung dengan Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam, sehingga dia menguasai berbagai ilmu dan memiliki kefasihan berbicara yang menjadikan dirinya sebagai guru para shahabat dan sebagai rujukan untuk memahami Hadits, sunnah, dan fiqih. Az-Zuhri berkata: "Seandainya ilmu semua wanita disatukan, lalu dibandingkan dengan ilmu 'Aisyah, tentulah ilmu 'Aisyah lebih utama daripada ilmu mereka."1
Hisyam bin 'Urwah meriwayatkan dari ayahnya, ia berkata: "Sungguh aku telah banyak belajar dari 'Aisyah. Belum pernah aku melihat seorang pun yang lebih pandai daripada 'Aisyah tentang ayat-ayat Al-Qur'an yang sudah diturunkan, hukum fardhu dan sunnah, syair, permasalahan yang ditanyakan kepadanya, hari-hari yang digunakan di tanah Arab, nasab, hukum, serta pengobatan. Aku bertanya kepadanya: 'Wahai bibi, dari manakah engkau mengetahui ilmu pengobatan?' 'Aisyah menjawab: 'Aku sakit, lalu aku diobati dengan sesuatu; ada orang lain sakit juga diobati dengan sesuatu; dan aku juga mendengar orang banyak, sebagian mereka mengobati sebagian yang lain, sehingga aku mengetahui dan menghafalnya. "'2
Dalam riwayat lain dari A'masy, dari Abu Dhuha dari Masruq, Abud Dhuha berkata: "Kami pernah bertanya kepada Masruq: 'Apakah 'Aisyah juga menguasai ilmu faraidh?' Dia menjawab: 'Demi Allah, aku pernah melihat para shahabat Nabi Sholallahu ‘alaihi wasallam yang senior biasa bertanya kepada 'Aisyah tentang faraidh. "'3
Selain memiliki berbagai keutamaan dan kemuliaan, 'Aisyah juga memiliki kekurangan, yakni memiliki sifat gampang cemburu. Bahkan dia termasuk istri Nabi Sholallahu ‘alaihi wasallam yang paling besar rasa cemburunya. Rasa cemburu memang termasuk sifat pembawaan seorang wanita. Namun demikian, perasaan cemburu yang ada pada 'Aisyah masih berada dalam batas yang wajar dan selalu mendapat bimbingan dari Nabi, sehingga tidak sampai melampaui batas dan tidak sampai menyakiti istri Nabi Sholallahu ‘alaihi wasallam yang lain.
Di antara kejadian paling menggelisahkan yang pernah menimpa 'Aisyah adalah tuduhan keji yang terkenal dengan sebutan Haditsul ifki (berita bohong) yang dituduhkan kepadanya, padahal diri 'Aisyah sangat jauh dengan apa yang dituduhkan itu. Akhirnya, turunlah ayat Al-Qur'an yang menerangkan kesucian dirinya. Cobaan yang menimpa wanita yang amat utama ini merupakan pelajaran berharga bagi setiap wanita, karena tidak ada wanita di dunia ini yang bebas dari tuduhan buruk.
Ketika Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam sakit sekembalinya dari haji Wada' dan merasa bahwa ajalnya sudah dekat, setelah dirasa selesai dalam menunaikan amanat dan menyampaikan risalah, beliau lalu berkeliling kepada istri-istrinya sebagaimana biasa. Pada saat membagi jatah giliran kepada istri-istrinya itu beliau selalu bertanya: "Di mana saya besok? Di mana saya lusa?" Hal ini mengisyaratkan bahwa beliau ingin segera sampai pada hari giliran 'Aisyah. Para istri Nabi yang lain pun bisa mengerti hal itu dan merelakan Nabi untuk tinggal di tempat istri yang mana yang beliau sukai selama sakit, sehingga mereka semuanya berkata: "Ya Rasulullah, kami rela memberikan jatah giliran, kami kepada 'Aisyah.4
Kekasih Allah itu pun pindah ke rumah istri tercintanya. Di sana 'Aisyah dengan setia menjaga dan merawat beliau. Bahkan saking cintanya, sakit yang diderita Nabi itu rela 'Aisyah tebus dengan dirinya kalau memang hal itu memungkinkan. 'Aisyah berkata: "Aku rela menjadikan diriku, ayahku, dan ibuku sebagai tebusanmu, wahai Rasulullah." Tak lama kemudian Rasul pun wafat di atas pangkuan 'Aisyah.
'Aisyah melukiskan detik-detik terakhir dari kehidupan Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam sebagai berikut: "Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam meninggal dunia di rumahku, pada hari giliranku, dan beliau bersandar di dadaku. Sesaat sebelum beliau wafat, 'Abdur Rahman bin Abu Bakar (saudaraku) datang menemuiku sambil membawa siwak, kemudian Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam melihat siwak tersebut, sehingga aku mengira bahwa beliau menginginkannya. Siwak itu pun aku minta, lalu kukunyah (supaya halus), kukebutkan, dan kubereskan sebaik-baiknya sehingga siap dipakai. Selanjutnya, siwak itu kuberikan kepada Nabi Sholallahu ‘alaihi wasallam. Beliau pun bersiwak dengan sebaik-baiknya, sehingga belum pernah aku melihat cara bersiwak beliau sebaik itu. Setelah itu beliau bermaksud memberikannya kembali kepadaku, namun tangan beliau lemas. Aku pun mendo'akan beliau dengan do'a yang biasa diucapkan Jibril untuk beliau dan yang selalu beliau baca bila beliau sedang sakit. (Alloohumma robban naasi... dst.) Akan tetapi, saat itu beliau tidak membaca do'a tersebut, melainkan beliau mengarahkan pandangannya ke atas, lalu membaca do'a: 'Arrofiiqol a'laa (Ya Allah, kumpulkanlah aku di surga bersama mereka yang derajatnya paling tinggi: para nabi, shiddiqin, syuhada', dan shalihin). Segala puji bagi Allah yang telah menyatukan air liurku dengan air liur beliau pada penghabisan hari beliau di dunia.5
Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam dimakamkan di kamar 'Aisyah, tepat di tempat beliau meninggal. Sepeninggal Rasulullah, 'Aisyah banyak menghabiskan waktunya untuk memberikan ta'lim. baik kepada kaum laki-laki maupun wanita (di rumahnya) dan banyak berperan serta dalam mengukir sejarah Islam sampai wafatnya. 'Aisyah wafat pada malam Selasa bulan Ramadhan tahun 57 Hijriyah pada usia 66 tahun.6
Para generasi sepeninggal 'Aisyah selalu mengkaji dan meneliti detail kehidupannya sejak usia 6 tahun, dengan harapan bisa mengambil hikmah dan ibrah dari model tarbiyyah (pendidikan) yang telah membentuk pribadi beliau menjadi figur tunggal yang belum ada duanya sejak empat belas abad silam.
Allah sedang mencintaiku dengan cara-Nya yang belum mampu kupahami.....:)
Hidup
ini memang bermain dadu. Kita bisa memperkirakan apa yang kan terjadi,
tapi kita tak pernah benar-benar bisa memastikannya. sesaat kita mungkin
merasa telah menemukan apa yg kita cari, namun itu ternyata hanya
sebuah ilusi yg kita bangun sendiri demi berdamai dengan diri sendiri.
Sesaat kita merasa takdir telah menuntun kita pada arah tuju yg
seharusnya dilakoni, namun ternyata itu hanyalah hasrat yang bertopeng
bisikan hati. akhirnya kita menjadi korban dari ilusi itu sendiri.
Terjebak dalam bujuk rayu fatamorgana kehidupan. Terjebak dalam
pusaran-pusaran sesal yang menyesakkan dada hingga mampu membawa kita
pada kematian hati.
Sesaat lalu aq terasa menemukan apa yg kucari hingga aq mengorbankan
entitas yg lain yg mencoba merapat. Aku membangun ilusi itu. ilusi
tentang keabadian, kesucian dan keindahan cinta. Dan aq memang terjebak
dalam pusarannya dan kini mencoba dengan susah payah merengsek menjauh
meninggalkannya.
Apa yg salah dengan semua prilaku ku ini? protes hati kecilku. Aq mencoba
menyelami kembali masa lalu demi mencari jawab, dan tak kutemukan
sesuatu yang salah, kecuali, mungkin, waktu yang tak tepat. lalu apakah
tetap harus disesali dan apakah kita harus memutar waktu untuk
memperbaiki segalanya??
Orang bijak mengajarkan, tak ada ruang untuk menyesal jika tetap ingin
merengsek maju pada asa dan cita masa depan. Aq merasa shock sejenak.
Mencoba untuk tak berbuat apa-apa, selain menuntaskan sesal yg masih
tersisa.
Hidup memang seperti bermain dadu. Apapun bisa terjadi, apakah kita
menjadi pemenang atau pecundang. Tapi aku tak ingin menjadi dua-duanya.
Aq hanya ingin memiliki kembali hidupku yang sejenak kutinggalkan.
Mungkin ini memang hanya sebuah intermezo untuk mengingatkan kodratq
sebagai manusia biasa, yg bisa mencintai dan juga terluka. Allah sedang
mencintaiku dengan cara-Nya yang belum mampu kupahami.
Saat Jodoh Belum Tiba..
InsyaAllah..
berbaik sangkalah pada Allah..
jika jodoh belum singgah..
jangan risau jangan gundah..
Mungkin Allah sedang siapkan hadiah..
seorang lelaki yang shaleh lagi gagah..
jika kini dirimu, masih sendiri..
mungkin Allah belum rela cintamu berbagi..
pada suami dan anak-anakmu nanti..
yang akan menyita waktumu dari hari ke hari..
hingga waktu ibadah pada-Nya pun sedikit sekali..
wahai akhi, duhai ukhti..
sambil menanti pujaan hati..
yuk kita perbaiki diri..!
karna Allah telah berjanji
wanita yang berakhlak baik lagi terpuji
untuk lelaki yang berakhlak baik lagi terpuji.
janji Allah dalam QS. An-Nur ayat 26
”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga)".
Rencana Allah akan indah pada waktunya.....
Pendamping Hidupku Kelak....
banyak kekurangan. Maka ketahuilah..
Kepadamu yang akan memilihku kelak..
Padamu yang menjadi nahkoda dalam hidupku kelak..
Padamu yang menjadi imam dalam hidupku kelak..
Padamu yang menjadi kekasih hati dan teman dalam hidupku..
Ketahuilah.. Tiap harinya, tiap jam, menit dan detiknya, telah aku lewati dengan selalu jatuh cinta padamu..Maka, cintailah aku, dengan apa adanya aku.. Jangan berharap aku menjadi wanita sempurna.. Maafkan aku kerana aku bukan puteri.. Aku hanya wanita biasa..
Aku Tau Bila Allah Mencintaiku...
Bila Allah memberimu kesempitan, kesulitan dan musibah, maka ketahuilah bahwa Dia mencintaimu dan ingin mendengar suara doa dari bibirmu.
Bila Allah memberimu cita-cita, maka ketahuilah bahwa Dia mencintaimu. Dia ingin kamu bersyukur.
Bila Allah memberimu kesedihan, maka ketahuilah bahwa Dia mencintaimu. Dia sedang menguji keimananmu.
Bila Allah memberimu harta, maka ketahuilah bahwa Dia mencintaimu. Maka janganlah bakhil kepada yang fakir.
Bila Allah memberimu kefakiran, maka ketahuilah bahwa Dia mencintaimu. Dia telah memberimu sesuatu yang lebih berharga dari harta.
Allah Sedang Mendidikmu Menjadi Wanita Hebat :)
Rasulullah SAW bersabda:Tidak ada suatu fitnah (bencana) yang lebih besar bahayanya dan lebih bermaharajalela selepas wafatku kepada kaum lelaki selain daripada fitnah yang berpunca daripada kaum wanita(Bukhari, Muslim, Imam Ahmad, at-Tarmidzi, Nasa'i dan Ibn Majah)
Syariat Islam ini datang untuk menempatkan lelaki dan wanita ini pada satu lingkungan dan menjelaskan bahawa tabiat semula jadi manusia, lelaki dan wanita hampir sama. Sesungguhnya ALLAH mengurniakan kepada wanita apa yang dikurniakanNYA kepada lelaki dan menganurgerahkan kepada wanita keupayaan keupayaan yang cukup untuk memikul pelbagai tanggungwab. yang melayakkan kedua- dua jenis manusia ini melaksanakan tugas kemanusiaan yang umum dan khusus
Barangsiapa mengerjakan amal amal soleh, lelaki mahupun wanita, sedangkan dia beriman, mereka itu masuk syurga dan tidak dianiaya walau sedikit pun.
Mudah mudahan dia berguna kepada kita atau jadikan dia anak. ( Al-Qasas:9)
Pergilah kamu berdua kepada Firaun, sesungguhnya dia sudah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata kata yang lemah lembut, mudah mudahan ia ingat ataupun takut.
Tidaklah seorang antara kamu merasa reda jika dia hamil daripada benih suaminya dan suaminya bangga dengan kehamilannya itu. Wanita tersebut mendapat pahala sama dengan seorang berpuasa dan berdiri malam di jalan ALLAH dan apabila wanita itu menderita sakit sewaktu melahirkan, maka betapa kegembiraan yang dirasakan dengan lahir permata hatinya yang tidak diketahui penghuni langit dan bumi